Jalan diberkahi Dunia dan Akhirat dengan Keajaiban Sedekah


Sedekah Jalan diberkahi Dunia dan Akhirat  Program kegiatan bulan Rojab-Romadhon





Assalamualaikum Wr.Wb.


Ayah bunda Sahabat, ternyata sedekah yang kita tunaikan bisa mendatangkan keajaiban? Ya, Allah Azza wa Jalla akan memberikan banyak keajaiban sedekah kepada kita apabila kita bersedekah dengan ikhlas untuk meraih keridaan-Nya.


Perlu kita ketahui, bahwa sedekah adalah salah satu amalan yang dicintai Allah. Sedekah sendiri terbagi menjadi dua jenis, yakni: sedekah yang hukumnya wajib seperti zakat, membayar kafarat, menafkahi keluarga, dan lain sebagainya. Ada juga sedekah yang hukumnya sunah seperti sedekah makanan, sedekah ilmu, sedekah tenaga, dan lain sebagainya.

Lalu apa sajakah keajaiban sedekah yang akan kita dapatkan? Berikut penjelasannya!


1. Hidup Akan Semakin Berkah

Keajaiban sedekah yang akan kita dapatkan adalah keberkahan hidup. Berkah berarti mendapat karunia dari Allah. Karunia ini akan diraih apabila kita berbuat baik kepada sesama. Nabi Muhammad saw. bersabda:

"Setiap persendian manusia wajib disedekahi, setiap hari yang padanya matahari terbit. Beliau bersabda,’Mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah, membantu seseorang dalam masalah kendaraannya lalu menaikannya ke atas kendaraannya atau mengangkat barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah sedekah.’ Beliau bersabda, ‘(Mengucapkan) kalimat yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang dia berjalan menuju masjid untuk salat adalah sedekah dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.’" (H.R. Bukhari dan Muslim)


2. Akan diberkahi dunia akhirat

"infakkan hartamu di jalan Allah, maka Allah-lah akan beri ganti di dunia & akhirat." (Ibnu Katsir ra.)


Sahabat, itulah beberapa keajaiban sedekah yang perlu kita ketahui. Semoga setelah membaca tulisan ini bisa menambah semangat kita menjadikan sedekah, infak sebagai kebiasaan baik kita sehari-hari.

Sahabat bisa menunaikan sedekah hariannya melalui Yayasan griya bina yamuti.


Ke Rekening BSI: 2217081947

An griya bina yamuti


Yayasan Griya Bina Yamuti  siap menyalurkan sedekah Ayah bunda Sahabat kepada mereka yang membutuhkan.


#pedulisesama #sedekah #infak #donasi #yuksedekah #fidyah

#peduliyatim #pedulidhuafa







Share:

Silaturahmi

Alhamdulillah...

"Silaturahmi adalah jembatan emas yang menghubungkan hati, mempererat tali persaudaraan. Dalam kebersamaan, kita temukan kebijaksanaan untuk saling menguatkan dan tumbuh bersama."
.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang dinamis seringkali dipenuhi oleh kesibukan dan kesulitan, silaturahmi muncul sebagai jembatan kebersamaan dan keharmonisan antarindividu. Kata "silaturahmi" tidak sekadar merujuk pada pertemuan fisik, melainkan lebih dari itu, ia mengandung nilai-nilai kehangatan, persaudaraan, dan saling peduli.
.
Sebuah hadist:
"Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi." (HR. Bukhari)
.
Di tingkat lebih luas, seperti dalam komunitas atau masyarakat, silaturahmi berperan sebagai perekat yang menggerakkan roda solidaritas. Pertemuan-pertemuan rutin, kegiatan bersama, dan saling mendukung dalam kebaikan menciptakan lingkungan yang penuh kehangatan dan gotong royong. Melalui silaturahmi, masyarakat dapat bersama-sama mengatasi berbagai tantangan dan menjalani hidup dengan lebih bermakna.
.

Alhamdulillah pada hari ini kami pengurus yayasan griya bina yamuti bisa bersilaturahim Ke Bp.Achmad Fahmi selaku periode Walikota 2018-2023, dan kami doqkan semoga beliau pasca kecelakaan tunggal dikaruniakan kesehatan dengan sehat paripurna serta bisa beraktivitas kembali seperti biasa Aamin
.
Alhamdulillah, "Beliau mendoakan & support kegiatan program Yayasan dan untuk RMPQ (Ruang Majlis Penghapal Qur'an) Insyaa Allah".
.
.
#Silaturahmi
#peduli #peduliyatim #pedulidhuafa
#sedekah #infak #donasi #yuksedekah

Rek yayasan:
BSI:221708194
An yayasan griya bina yamuti

Informasi:
Ig:griyabinayamuti
Youtube:griyabinayamuti

Share:

GOLONGAN YANG BOLEH TAK PUASA TAPI WAJIB BAYAR FIDYAH

Waktu terus berjalan 11 Rajab 1445H , tak terasa Ramadan tinggal menghitung hari. Sudahkah kita siap menyambut bulan yang suci penuh keberkahan? Kita tahu, bahwa di bulan Ramadan setiap muslim wajib melaksanakan puasa selama satu bulan penuh. Namun tahukah Sahabat, ternyata ada 4 golongan yang dibolehkan tidak berpuasa dan cukup membayar fidyah? Mari kita simak penjelasannya dalam tulisan ini!

Dalil Wajibnya Puasa Ramadan

Sebelum kita membahas siapa saja golongan tersebut, kita perlu tahu terlebih dahulu dalil kewajiban puasa Ramadan yang disandarkan pada firman-Nya berikut ini:

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Q.S. Al-Baqarah: 183).

Berdasarkan pada ayat tersebut, kita ketahui bahwa puasa di bulan Ramadan itu hukumnya wajib. Jika wajib, maka akan berdosa apabila ada yang tidak mengerjakannya karena sengaja dan bukan karena alasan yang syar'i.


Senada dengan hal tersebut, Muhammad Jawad Mughniyah dalam kitabnya yang berjudul Al-Fiqh 'ala al-madzahib al-khamsah menyatakan bahwa semua ulama mazhab telah sepakat bahwa puasa Ramadan itu hukumnya wajib bagi setiap mukalaf atau orang yang sudah dikenai beban syariat.


Puasanya Orang yang Mukalaf dan Mumayiz

Lalu, apa yang dimaksud dengan mukalaf itu?

Secara umum, mukalaf berarti orang yang telah balig dan berakal. Setiap muslim yang telah mukalaf, maka wajib berpuasa Ramadan, jika tidak ia akan berdosa. Namun, semua ulama mazhab telah sepakat bahwa orang yang gila atau kehilangan akalnya tidak wajib menjalankan puasa. Apabila misalnya ia berpuasa, maka puasanya tidak sah dan tidak diterima.

Karena puasa ini untuk mereka yang sudah balig, maka sebenarnya anak kecil yang belum balig belum memiliki kewajiban untuk berpuasa. Hanya saja, apabila anak-anak mengerjakan puasa, puasanya dianggap sah dan diterima dengan syarat anak tersebut sudah mumayiz.


Mumayiz sendiri merupakan kondisi anak yang sudah bisa membedakan hal yang baik dan yang buruk. Selain itu, mengajari anak berpuasa pun menjadi bentuk pendidikan Islam sejak kecil.

Ada hal yang perlu kita perhatikan dalam puasa Ramadan ini. Mereka yang wajib berpuasa Ramadan adalah orang-orang yang memang mampu mengerjakannya dan tidak sedang haid atau nifas bagi perempuan muslimah.


Golongan Orang yang Boleh Tidak Berpuasa Ramadan

Ayah Bunda Sahabat, sekarang kita akan mempelajari siapa saja golongan orang yang boleh tidak berpuasa Ramadan, tetapi wajib diganti dengan membayar fidyah.

Seperti yang disampaikan oleh Sayyid Sabiq dalam kitabnya yang berjudul Fiqh Sunnah, ada 4 golongan yang boleh tidak berpuasa Ramadan tetapi wajib diganti dengan fidyah.

Fidyah sendiri merupakan penebusan atas puasa yang ditinggalkan karena alasan-alasan yang dibenarkan oleh syariat Islam. Cara fidyah adalah dengan memberi makan fakir miskin sejumlah hari puasa yang ditinggalkan.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ    وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ  فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ    وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ 

"(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
QS. Al-Baqarah[2]:184

1. Lansia

Mereka yang telah lansia atau sudah tua renta boleh tidak mengerjakan puasa Ramadan. Namun, mereka wajib membayar fidyah. Hal tersebut seperti yang dismapaikan oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut ini:

Ibnu Abbas r.a. mengatakan, "Orang tua diperbolehkan untuk berbuka. Sebagai gantinya, ia memberikan makanan kepada satu orang miskin untuk setiap harinya. Ia tidak wajib mengqadanya." (H.R. Daruquthni dalam Sunan Daruquthni dan Hakim dalam Mustadrak Hakim. Keduanya mengatakan hadits ini memiliki sanad yang shahih).

2. Perempuan yang Kondisinya Lemah

Selain lansia, perempuan yang kondisinya lemah pun boleh tidak berpuasa Ramadan dan wajib mengganti dengan membayar fidyah. Maksud dari perempuan yang kondisinya lemah itu adalah mereka yang sedang hamil dan menyusui.

Jika berpuasa, maka dikhawatirkan akan mengganggu kondisi kesehatan perempuan tersebut atau anaknya yang sedang dikandung. Hal tersebut mengacu pada firman Allah Swt. dalam surah Al Baqarah ayat 184 berikut ini:

"Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin."

Meski begitu, ada hal yang perlu kita perhatikan terkait golongan ini. Fidyah bagi perempuan yang sedang hamil dan menyusui rupanya ada perbedaan pendapat di kalangan ulama.


Menurut pendapat dari mazhab Hambali dan Syafi'i, perempuan yang tengah hamil dan menyusui wajib membayar fidyah apabila hanya khawatir terhadap anak yang dikandungnya saja. Namun, jika khawatir terhadap dirinya dan anaknya secara bersamaan, maka tetap harus mengqada puasa Ramadannya tanpa membayar fidyah.

Sementara menurut Mazhab Maliki, fidyah hanya wajib bagi wanita yang menyusui saja, bukan untuk yang sedang hamil. Sedangkan menurut mazhab Hanafi, fidyah tidak diwajibkan secara mutlak.

3. Orang yang Sakit Menahun

Puasa Ramadan juga tidak wajib bagi mereka yang memiliki penyakit menahun yang memang sulit untuk disembuhkan. Hal tersebut diungkapkan oleh Sayyid Sabiq yang merupakan ulama Syafi'iyah.

Menurutnya, orang yang sakit menahun akan merasa berat untuk menjalankan puasa, apalagi jika sakitnya parah. Mereka yang sakit menahun dan kondisinya parah disamakan hukumnya dengan orang yang sudah renta/lansia. Maka, ia wajib membayar fidyah tanpa harus mengqada puasa Ramadannya.

4. Para Pekerja Berat

Golongan yang terakhir adalah para pekerja berat. Maksud dari pekerja berat itu adalah orang yang bekerja menggunakan tenaganya. Mereka bekerja sangat berat hingga menguras tenaganya dan hanya itu saja satu-satunya mata pencaharian mereka.

Menurut Sayyid Sabiq, para pekerja berat diperbolehkan meninggalkan puasa Ramadan apabila memang benar-benar tidak sanggup untuk berpuasa dan jika berpuasa akan mengancam keselamatannya. Namun, mereka wajib membayar fidyah sebagai gantinya.

Hukum meninggalkan puasa Ramadan bagi para pekerja berat ini disamakan dengan para lansia dan orang yang sakit menahun. Namun, ada juga pendapat ulama lain yang mengatakan bahwa para pekerja berat tidak wajib membayar fidyah, mereka hanya wajib mengqadanya di bulan yang lain.


Itulah penjelasan seputar 4 golongan yang boleh tidak berpuasa Ramadan tetapi wajib membayar fidyah. Mudah-mudahan bisa menambah wawasan Sahabat menjelang memasuki bulan Ramadan.


Cara menghitung Fidyah:


Yakni Cara menghitung fidyah sangat mudah, 1 hari 1 mud atau setara dengan 3/4 liter makanan pokok. Jika anda meninggalkan 1 hari puasa maka fidyahnya adalah memberi makan 3x sehari kepada fakir miskin. Jika dikonversikan sekali makan sebesar Rp.15.000,- maka untuk nominal fidyah sebesar Rp.45.000,- untuk 3x makan mustahik dalam sehari lengkap dengan lauk /atau (mungkin bisa lebih bagaimana kebiasaan terbaik yang kita makan misal makan sekali Rp.25.000, dan seterusnya x 3 kali makan = Rp.75.000)


Bagi Sahabat atau keluarga yang masih memiliki kewajiban fidyah tetapi belum ditunaikan, Sahabat bisa menitipkan fidyahnya melalui Yayasan Griya bina yamuti. Yayasan griya bina yamuti siap menyalurkan fidyah Ayah bunda Sahabat atau keluarga kepada kaum fakir miskin. 

Salurkan melalui rekening BSI :2217081947 an

Yayasan griya bina yamuti (ket titipan fidyah)

Share:

PERJALANAN UNTUK MERAIH SUATU MAKNA

Kadang kala manusia melakukan suatu perjalanan karena memang kebutuhan. Misalnya, karena ada urusan pekerjaan, menuntut ilmu, hingga mengunjungi keluarga. Namun, ada juga yang melakukan perjalanan sebatas untuk refreshing semata demi melepas penat dan kejenuhan.


Ya, setiap orang memang memiliki tujuan yang berbeda-beda ketika melakukan perjalanan. Namun, terlepas dari tujuan melakukan perjalanannya apa, alangkah lebih baik jika momen melakukan perjalanan menjadi ajang untuk meningkatkan kadar spiritualitas kita kepada Sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla.

Melakukan perjalanan bisa menjadi sarana untuk refleksi diri, membuka wawasan baru, dan menumbuhkan jiwa sosial. Dengan melihat tempat yang baru atau tempat yang asing, maka kita pun bisa belajar memahami tentang hakikat penciptaan diri.

Selain hal yang disebutkan di atas, berikut beberapa makna lainnya yang akan kita petik apabila melakukan suatu perjalanan:


1. Meningkatkan Nilai Tauhid

Sahabat, sebenarnya tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. melimpah ruah di sekitar kita. Sayangnya sering kali kita tidak peka. Akibat terlalu disibukkan dengan urusan duniawi, maka ketika melihat burung terbang di langit, ya kita pun merasa biasa saja. Padahal, sebenarnya jika kita merenung lebih dalam, maka kita akan terpukau dan semakin yakin dengan kebesarannya Allah Swt.

Melakukan perjalanan dan melihat berbagai ciptaan-Nya baik misalnya melihat alam yang indah, melihat berbagai hewan, tumbuhan, atau fenomena alam, hingga berbagai jenis manusia, sebenarnya bisa meningkatkan nilai ketauhidan kita kepada Sang Pencipta. Dan seharusnya, dengan melakukan perjalanan, keimanan kita kepada Allah Swt. pun semakin menebal. Akan tetapi, iman itu bisa menebal jika kita mau berpikir.

"Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disiram dengan air yang sama; kami melebihkan sebahagian tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasa buahnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir" (Q.S. Ar-Rad:  4).


2. Melatih Kepercayaan Diri

Dengan melakukan perjalanan (apalagi misalnya pergi seorang diri), maka kita sebenarnya sedang menguji keyakinan diri. Apakah kita mampu melakukan perjalanan seorang diri? Apakah kita bisa menjaga diri selama perjalanan? Apakah kita bisa mengatasi masalah-masalah yang tak terduga selama perjalanan? Apakah kita bisa mengatur perjalanan? Pertanyaan-pertanyaan itu bisa mengasah kepercayaan diri kita.

Ya, terkadang memang ada sebagian orang yang harus melakukan perjalanan seorang diri ke tempat yang jauh untuk menuntut ilmu atau bekerja. Maka, perjalanan tersebut sebenarnya bisa menjadi sarana untuk menempa diri menjadi pribadi yang percaya diri. Entah misalnya dalam penggunaan bahasa asing atau pengelolaan diri di tempat yang asing dan baru.


3. Meningkatkan Rasa Syukur

Perjalanan bisa memberi kita kesempatan untuk lebih banyak memperhatikan sekitar. Entah memperhatikan berbagai makhluk ciptaan Allah Swt., interaksi antarmanusia, memperhatikan berbagai perbedaan yang tidak bisa kita hindari, dan lain sebagainya.

Ya, melakukan perjalanan bisa membuat kita akhirnya belajar arti syukur yang sebenarnya. Bahwa Allah Swt. menciptakan berbagai jenis makhluk hidup dan alam semesta. Kita pun bersyukur akan hal itu.

Sahabat, alangkah lebih baik jika sebelum melakukan perjalanan, kita berdoa dan bersedekah terlebih dahulu. Doa dan sedekah sebelum bepergian rupanya bisa melindungi kita dari bala atau musibah yang akan menimpa kita selama perjalanan. Hal tersebut berdasarkan pada hadis Nabi saw. berikut ini:

"Sedekah itu menolak bala (bencana)." (H.R. At-Thabrani).


Rasulullah menceritakan kepada kita bahwa, "Boleh jadi di antara kalian ada yang melakukan amal-amal ahli surga, sehingga jarak antara dia dan surga tinggal sehasta, tetapi dalam takdir Allah (ilmu Allah) ia akan masuk neraka. Dan boleh jadi di antara kalian melakukan amal-amal ahli neraka, sehingga jarak antara dia dan neraka tinggal sehasta, tetapi dalam ilmu Allah, kelak ia masuk surga. Dalam keadaan itu ia mengakhiri kehidupannya."

Maka beliau mengajarkan doa: "Ya Allah, jadikanlah usiaku yang paling baik adalah penghujungnya. Dan amal yang terbaik adalah pada pungkasannya. Dan hari-hari yang terbaik adalah di mana hari-hari saya bertemu dengan-MU."

Jadi, ukuran kebaikan seseorang di sini, bukanlah awal kehidupannya, atau pertengahannya, tetapi akhir kehidupannya.Jadi setiap individu dan bangsa memiliki masa ajal. Kita hanya dibingkai oleh masa lalu, kini dan esok hari.


Sahabat bisa menunaikan sedekah melalui Rekening BSI: 2217081947 an Yayasan Griya Bina Yamuti  


#Gbypeduli #peduliyatim #pedulidhuafa #sedekah #yuksedekah #donasi



Share:

Rutinan Jumat berkah 19-02-2024

Alhamdulillah Jazakumulloh khairun 
Katsiraa

Ayah Bunda Sahabat Dermawan 🙏🏻😊

Terimakasih kami ucapkan untuk Ayah Bunda Sahabat Dermawan yang senantiasa memberikan dukungan dan membantu adik-adik Yatim & Dhuafa di Yayasan. Alhamdulillah Do'a Bersama dan juga Edukasi & Santunan Jum'at tanggal 19 Januari 2024 bisa terlaksanakan.
Semoga Allah SWT senantiasa menolong Ayah Bunda Sahabat Dermawan atas pertolongannya untuk adik adik Yatim & Dhuafa... 🤲🏻🙏🏻

Bismillah,,,,, Allohuma sholi 'ala Muhammad
Wa 'ala Ali Muhammad

Ya Allah Ya Rahman Yang Maha Pemurah Semoga Engkau memberi pahala atas apa yang Ayah Bunda Sahabat Dermawan berikan. Karuniakanlah kesehatan, berkah, Hajat yang terqobul , jagalah mereka dari bala bencana serta Tuntunlah mereka semua dengan petunjuk dan hidayah-Mu menuju syurga-Mu. Berikanlah mereka kebahagiaan yang dapat mereka rasakan di dunia hingga di akhirat nanti. Aamiin🤲🏻

Alfatihah

#gbypeduli #pedulisesama #peduliyatim #pedulidhuafa #yuksedekah|infak|donasi #yayasangriyabinayamuti


Infomedia:
Youtube :griyabinayamti
Ig :griyabinayamuti
Fb:griyabinayamuti

Share:

Doa dan santunan

Doa dan santunan jumat berkah

Yuk kirimkan Hajatnya, kita langitkan doa:
Share:

Keutamaan sedekah subuh


*IBADAH SUNNAH SEBAGAI PENYEMPURNA IBADAH WAJIB*

Di antara bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, Allah jadikan amalan-amalan sunah yang fungsinya dapat menyempurnakan kekurangan pada amalan-amalan wajib yang dikerjakan.

Jika kita perhatikan, hampir setiap ibadah yang wajib, terdapat ibadah sunah yang mendampinginya. Shalat wajib, ada shalat sunah rawatib, zakat, ada sedekah sunah, puasa Ramadhan ada puasa-puasa sunah Senin-Kamis, puasa Syawal, puasa Dawud, demikian ibadah-ibadah wajib lainnya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

"Hal pertama yang akan dihisab di hari kiamat dari amal seorang hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah berfirman, "Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki ibadah sunah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang?" Demikianlah yang berlaku pada seluruh amal wajibnya." (HR. At Tirmidzi dan An Nasa'i)

Ada beberapa tafsiran para ulama, berkenaan maksud ibadah sunah akan menyempurnakan ibadah wajib, ibadah sunah yang seperti apa?

Pertama, ibadah sunah yang satu kelompok dengan ibadah wajib.

Seperti, kekurangan shalat Isya' akan disempurnakan oleh shalat sunah rawatib sebelum (qabliyah) atau setelahnya (ba'diyah). Shalat Shubuh, disempurnakan oleh shalat sunah Fajar. Shalat Dzuhur, oleh shalat rawatib yang membersamainya. Zakat, disempurnakan oleh sedekah harta yang hukumnya sunah.

Kedua, ibadah sunah yang satu jenis dengan ibadah wajib.

Artinya ibadah sunah akan berfungsi sebagai penyempurna, hanya untuk ibadah-ibadah yang sejenis. Seperti, kekurangan pada shalat wajib, akan tertutupi oleh semua shalat sunah yang kita lakukan. Kekurangan pada puasa wajib, akan terbayar dengan semua puasa sunah yang kita kerjakan. Kekurangan pada zakat, akan terlengkapi oleh semua sedekah sunah yang kita tunaikan. Demikian seterusnya.

Jadi asal ibadah sunah itu sejenis dengan ibadah wajib, maka bisa berfungsi sebagai penyempurna untuk ibadah wajib yang sejenis tersebut. Shalat dengan sholat, puasa dengan puasa, zakat dengan sedekah, dst.

Ketiga, semua ibadah sunah, meski tidak sekelompok atau sejenis, dapat menghapus kekurangan semua Ibadah wajib.

Jadi shalat sunah kita dapat berfungsi menyempurnakan kekurangan pahala di puasa wajib kita. Sedekah-sedekah kita, dapat berfungsi menyempurnakan kekurangan pada shalat wajib kita dan seluruh ibadah wajib kita.

Dari ketiga penafsiran di atas, yang tampaknya paling tepat adalah yang kedua, wallahu a'lam bish shawwab.

Maula Ali Al-Qari rahimahullah menegaskan, Firman Allah, "Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki ibadah Sunah?", Maksudnya di lembaran catatan amalnya, dan Allah lebih mengetahui daripada para malaikat pencatat amal itu, adakah penyempurna dari shalat, sebagaimana yang tersebut dalam zahir hadis; baik shalat sunah rawatib qabliyah (sebelum sholat fardhu) ataupun ba'diyah (setelah sholat fardhu), atau sholat sunah mutlak (yang tak terikat waktu). (Mirqatul Mafatih)

Demikian juga puasa, jika seorang meninggalkan suatu penyempurna ibadah puasa wajibnya, maka akan disempurnakan oleh ibadah puasa yang hukumnya sunah. Demikian pula zakat, jika seorang kurang sempurna menunaikannya, penggantinya akan diambilkan dari sedekah-sedekah sunah. (Al Mafatih Fi Syarhil Mashabih)

#pedulisesama #sedekah #yuksedekah

#zakat #infak

Share:

IBADAH SUNNAH SEBAGAI PENYEMPURNA IBADAH WAJIB

IBADAH SUNNAH SEBAGAI PENYEMPURNA IBADAH WAJIB

Di antara bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, Allah jadikan amalan-amalan sunah yang fungsinya dapat menyempurnakan kekurangan pada amalan-amalan wajib yang dikerjakan.

Jika kita perhatikan, hampir setiap ibadah yang wajib, terdapat ibadah sunah yang mendampinginya. Shalat wajib, ada shalat sunah rawatib, zakat, ada sedekah sunah, puasa Ramadhan ada puasa-puasa sunah Senin-Kamis, puasa Syawal, puasa Dawud, demikian ibadah-ibadah wajib lainnya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

"Hal pertama yang akan dihisab di hari kiamat dari amal seorang hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah berfirman, "Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki ibadah sunah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang?" Demikianlah yang berlaku pada seluruh amal wajibnya." (HR. At Tirmidzi dan An Nasa'i)

Ada tiga tafsiran para ulama, berkenaan maksud ibadah sunah akan menyempurnakan ibadah wajib, ibadah sunah yang seperti apa?

Pertama, ibadah sunah yang satu kelompok dengan ibadah wajib.

Seperti, kekurangan shalat Isya' akan disempurnakan oleh shalat sunah rawatib sebelum (qabliyah) atau setelahnya (ba'diyah). Shalat Shubuh, disempurnakan oleh shalat sunah Fajar. Shalat Dzuhur, oleh shalat rawatib yang membersamainya. Zakat, disempurnakan oleh sedekah harta yang hukumnya sunah.

Kedua, ibadah sunah yang satu jenis dengan ibadah wajib.

Artinya ibadah sunah akan berfungsi sebagai penyempurna, hanya untuk ibadah-ibadah yang sejenis. Seperti, kekurangan pada shalat wajib, akan tertutupi oleh semua shalat sunah yang kita lakukan. Kekurangan pada puasa wajib, akan terbayar dengan semua puasa sunah yang kita kerjakan. Kekurangan pada zakat, akan terlengkapi oleh semua sedekah sunah yang kita tunaikan. Demikian seterusnya.

Jadi asal ibadah sunah itu sejenis dengan ibadah wajib, maka bisa berfungsi sebagai penyempurna untuk ibadah wajib yang sejenis tersebut. Shalat dengan sholat, puasa dengan puasa, zakat dengan sedekah, dst.

Ketiga, semua ibadah sunah, meski tidak sekelompok atau sejenis, dapat menghapus kekurangan semua Ibadah wajib.

Jadi shalat sunah kita dapat berfungsi menyempurnakan kekurangan pahala di puasa wajib kita. Sedekah-sedekah kita, dapat berfungsi menyempurnakan kekurangan pada shalat wajib kita dan seluruh ibadah wajib kita.

Dari ketiga penafsiran di atas, yang tampaknya paling tepat adalah yang kedua, wallahu a'lam bish shawwab.

Maula Ali Al-Qari rahimahullah menegaskan, Firman Allah, "Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki ibadah Sunah?", Maksudnya di lembaran catatan amalnya, dan Allah lebih mengetahui daripada para malaikat pencatat amal itu, adakah penyempurna dari shalat, sebagaimana yang tersebut dalam zahir hadis; baik shalat sunah rawatib qabliyah (sebelum sholat fardhu) ataupun ba'diyah (setelah sholat fardhu), atau sholat sunah mutlak (yang tak terikat waktu). (Mirqatul Mafatih)

Demikian juga puasa, jika seorang meninggalkan suatu penyempurna ibadah puasa wajibnya, maka akan disempurnakan oleh ibadah puasa yang hukumnya sunah. Demikian pula zakat, jika seorang kurang sempurna menunaikannya, penggantinya akan diambilkan dari sedekah-sedekah sunah. (Al Mafatih Fi Syarhil Mashabih)


#gbypeduli #pedulisesama #peduliyatim
#pedulidhuafa
Share:

Menjemput rezeki

Jemputlah Rezeki yang Halal, Sisihkan untuk Sedekah yuk

Ayah bunda sahabat yang baik, Allah Swt. memberikan rezeki kepada makhluk-Nya dengan berbagai cara dan arah yang tanpa kita duga. Maka, jemputlah rezeki itu dengan cara yang baik. Sebagaimana dalam Al-Quran :

"Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya."
 (QS. Al Baqarah ayat 172)

Dan ketika kita mendapatkan rezeki, maka bersyukurlah dan sisihkan untuk sedekah. Inilah yang membuat rezeki yang sedikit namun mengalir terus beserta manfaat dan keberkahannya.

Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur atas setiap rezeki yang kita peroleh. Aamiin yaa Robbal 'aalamin.

61 hari lagi, Ramadhan akan menyapa kita semua. Semoga ﷲ memberikan kita kesempatan untuk melaksanakan ibadaha terbaik kita diRamadhan 1455H.
---
Raih Pertolongan Allah dengan Sedekah di  Griya Bina yamuti.
Transfer Sedekah terbaik: 
BSI : 2217081947 a.n. Yayasan Griya Bina Yamuti

Informasi :
Ig:griyabinayamuti
Fb:griyabinayamuti
Youtube:griyabinayamuti

#gbypeduli #peduliyatim #pedulidhuafa
#pedulisesama #sedekah #rezekihalal #yuksedekah
Share:

RESOLUSI TAHUN BARU 2024, DENGAN SEMANGAT BARU: INILAH 5 CARA UNTUK MERAIH MIMPI DI TAHUN YANG BARU!

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ    اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ 


"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

QS. Al-Hasyr[59]:18


Ayah Bunda Sahabat Griya bina yamuti,  tahun baru sudah masuk hari pertama. Banyak orang yang membuat target untuk diwujudkan di tahun depan. Semua itu karena pada dasarnya setiap orang menyukai perubahan. Dan fitrah manusia menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik.


Target-target yang dibuat di akhir tahun bukanlah pemanis semata. Tentu harus diupayakan untuk diwujudkan. Jika hanya berdiam diri dan bahkan melupakan target-target tersebut, mana mungkin target yang telah dibuat bisa dicapai?

Agar target-target yang dibuat bisa tercapai, kuncinya adalah tindakan konsisten dan semangat. Jangan letih untuk disiplin dan tekun. Asah terus semangat agar tidak mudah menyerah.


Nah, dalam tulisan ini, redaksi akan memaparkan beberapa cara yang bisa kita lakukan agar target-target bisa tercapai dengan baik. Yuk kita sama-sama perhatikan cara-caranya!


1. Renungkanlah Apa Impian Kita


Sebelum membuat target-target yang mesti diraih di tahun depan, hal pertama yang harus dilakukan adalah merenung. Ya, renungkanlah dulu apa impian yang ingin dilakukan atau dicapai di tahun depan. Jika sudah menikah, bisa juga mendiskusikan perihal mimpi ini dengan pasangan. Apabila telah ditentukan apa saja impiannya, lalu tuliskan secara spesifik agar tidak lupa.


2. Bayangkanlah Impian Kita


" Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa"

Qs 3:133 

(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,

Qs 3:134


Agar mimpi atau target bisa tercapai, maka visualisasikan dengan baik. Bayangkan jika kita telah mencapai impian tersebut. Bayangkanlah juga setiap detailnya. Misalnya, kami yayasan memiliki mimpi untuk mempunyai Rumah Majlis ke-2 di pelabuhan ratu kab.sukabumi. atau Bayangkan kita bisa kuliah di kampus X jurusan Y. Bayangkan juga pengalaman membuat tesis, menulis jurnal, melakukan presentasi di depan kelas, dan lain sebagainya, atau karir naik.


Dengan membayangkan seperti ini maka hati akan gembira karena seakan-akan impian itu benar-benar terjadi. Visualisasi inilah yang membuat diri semakin semangat untuk meraih target atau impian yang telah dibuat sebelumnya.


3.Buatlah Rencana Tindakan


قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَاۚ  اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ


"sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan."

QS. As-Saffat[37]:105


Mimpi tanpa tindakan hanya akan menjadi angan-angan belaka. Nah, agar hal itu tidak terjadi, maka buatlah rencana tindakannya. Catatlah dengan rinci tindakan apa saja  yang harus dilakukan untuk mencapai mimpi tersebut.

Misalnya,  kami memiliki mimpi untuk membuka Rumah Majlis penghapal Qur'an di Pelabuhan Ratu , , dengan sarana penunjangnya, maka tahap pertama ini akan mencari mempersiapkan lahan serta membuka sedekah , wakaf pengadaan lahan dsb, atau kuliah S2 dengan full beasiswa, maka cara untuk meraihnya bisa dengan belajar TOEFL terlebih dahulu untuk mencapai syarat skor nilai yang dibutuhkan. Lalu, belajar membuat esai, membuat proposal tesis, mencari informasi seputar info beasiswa, dan lain sebagainya. Semakin rinci rencana tindakan yang dibuat, maka akan semakin mudah jalan kita untuk mencapai target tersebut. Atau kami merencanakan lahirnya Rumah majlis penghapal Alquran di pelabuhan ratu, sedang menyusun proposal perencanaan tempatnya dimana, biaya, serta penunjang lainnya.


4. Tetaplah Berpikiran Positif


Kadang kala ada orang yang tidak menyukai impian kita. Mereka bisa mencemooh, menghina, atau mencibir mimpi-mimpi kita. Orang-orang yang ingin mencuri mimpi kita itu bisa datang dari mana saja, bisa dari teman-teman kita, orangtua kita, atau bahkan pasangan kita sendiri.

Jadi, kuncinya adalah tetap berpikiran positif. Milikilah keyakinan untuk mewujudkan impian tersebut dan tutuplah telinga dari pikiran-pikiran buruk yang bisa menghancurkan mimpi-mimpi kita. Tetaplah teguh dengan target-target kita. Jangan goyah karena suara-suara sumbang dari luar sana.


5. Konsistenlah Bertindak


Ingatlah, mimpi bisa tercapai apabila konsisten dilakukan. Jika ada tantangan yang menghadang, maka komitmen dan teguhlah untuk menyelesaikan tantangan tersebut. Percayalah bahwa proses tak akan mengkhianati hasil. Selama kita telah melakukan ikhtiar dengan maksimal dan sebaik mungkin, maka yakinlah bahwa Allah Swt. akan mewujudkan impian-impian kita. Insyaallah.


Ayah bunda Sahabat, itulah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk meraih mimpi dan target-target kita di tahun yang baru. Bagaimana? Semoga bisa menginspirasi dan memotivasi ya. Yuk kita buat dulu mimpi-mimpinya!


Jangan lupa tunaikan sedekahnya, donasinya di Yayasan Griya bina Yamuti ya, Ayah Bunda Sahabat.


Rek BSI : 2217081947

an Yayasan griya bina yamuti


Share:

Kegiatan Bulan Desember

Kegiatan Terbaru

SEDIKIT DEMI SEDIKIT LAMA-LAMA JADI SELANGIT

  Kisah Albert Lexia dari Pennsylvania, Amerika Serikat, menggerakkan hati banyak orang. Ia menghabiskan 30 tahun hidupnya sebagai penyemir ...